Minggu, 15 Agustus 2010

Tentang Anak

Tentang Anak

by Teguh Haryanto on Sunday, July 4, 2010 at 10:29am
17. Ketahuilah anakku… bahwa adamu dan adanya Tuhan tidak dapat dipisah-pisah. Kemudian berkatalah anak, “Belum bapak, arti sejati belum aku mengerti, semoga bapak memberi pengajaran.”

18. Sebelum kau terjadi pada jaman dahulu, adaku sudah ada. Nah, sekarang dalam dirimu adaku menjadi tiada(lenyap), adamu mandiri. Kala aku masih seorang anak, rupaku bagus. Kini aku sudah menjadi tua, wajahku kempot perot. Masa mudaku sudah lewat.

21. Oleh karena itu anakku, perhatikanlah dengan seksama adamu dan bandingkanlah dengan adaku. Sejajarkan rupamu dengan rupaku. Sungguh ajaib, pada dasarnya merupakan sesuatu yang utuh, tetapi keutuhan itu sungguh terbelah menjadi dua.

25. Anakku, hendaknya pandanganmu seperti seorang yang luas pengetahuannya. Warna dan rupa yang dulu menjadi milikku kini tampak dalam dirimu. Masih adakah sesuatu yang tidak terdapat dalam dirimu? Hidup itu hanya satu hidup.

26. Ada itu sendiri yang menampakkan. Di mana adamu? Carilah dengan cepat. Bila kau mempunyai seorang anak, dimanakah adamu? Dalam segala keturunanmu, bagaimana kau hadir disana?


Uraian di atas adalah terjemahan secara bebas mengenai kesatuan dalam wujud dan kehidupan yang dapat dijumpai dalam Suluk Anak pada sebuah teks Dhandhanggula.

Membahas tentang anak-anak dan dunianya yang masih polos dan lugu seolah tak kan ada habisnya. Sebagaimana orang tua yang terkadang sering lupa bahwa yang anak-anak butuhkan adalah bermain dan bergembira. Maka dalam proses belajarpun dalam menanggani anak-anak, unsur-unsur permainan dan kegembiraan harus diutamakan.

Mimik dan raut muka kita semestinya seceria anak-anak. Saya kira anak-anak membutuhkan itu dari kedua orang tuanya untuk tumbuh menjadi anak yang percaya diri yang baik, berkembang imajinasinya, dan bersemangat. Dan yang terpenting adalah menjaga keceriaan mereka.

Orang tua, biasanya masih banyak yang memberi perhatian pada potensi anak-anak dalam konteks yang sempit. Nilai jelek anak di sekolah dianalogikan dengan kebodohan dan nilai bagus dianalogikan dengan kepandaian. Saya tidak mengatakan bahwa nilai tidaklah penting. Hal terpenting yang jauh lebih berharga adalah bahwa kita tidak boleh merampas keceriaan anak-anak dengan berbagai macam tekanan untuk sekedar mendapat nilai bagus. Biarkan anak-anak belajar dan mencapai prestasi secara alamiah. Belajar sambil bergembira, ceria. Karena dunia mereka memang keceriaan. Dan kebanyakkan dari orang tua malah ingin menarik dunia mereka kedalam dunia orang dewasa yang sangat serius dan penuh tekanan, daripada masuk ke alam dunia mereka yang penuh dengan keceriaan. Dunia anak adalah dunia bermain. Belajar lebih efektif ketika hati mereka tetap senang.

“Hargailah seorang anak. Jangan merasa diri lebih superior daripada dia karena itu tidak benar.” Robert Henri

Saya pernah membaca salah satu puisi Kahlil Gibran tentang anak,


Anakmu bukan milikmu
Mereka putra putri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir
Namun tidak dari engkau
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu

Berikan mereka kasih sayangmu
Tapi jangan sodorkan bentuk pemikiranmu
Sebab pada mereka ada alam pikiran sendiri
Patut kau berikan rumah untuk raganya
Tapi tidak untuk jiwanya
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan
Kau boleh berusaha menyerupai mereka
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
Pun tidak tenggelam di masa lampau

Kaulah busur dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur
Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian
Dia menantangmu dengan kekuasaan-Nya
Hingga anak panah itu melesat jauh serta cepat
Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat

Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap




Upaya orang tua selayaknya adalah memfasilitasi anak-anak, mendampingi, menemani tumbuh kembang mereka. Seperti sebuah tunas pohon baru yang harus dijaga, dirawat, disirami, diberi pupuk dan dipagari agar selamat dari cuaca ganas atau binatang perusak tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar